Peringatan Dini

Waspada Potensi Ancaman Bencana di Sekitar Lingkungan ➣ Kenali Ancamannya ➣ Kurangi Risikonya ➣ Siap Untuk Selamat

Tsunami

Tsunami berasal dari bahasa Jepang "tsu" yang berarti pelabuhan dan "nami" yang berarti gelombang sehingga secara harafiah diartikan sebagai pasang laut yang besar di pelabuhan. Tsunami adalah gelombang laut yang besar dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh adanya tekanan kuat dari dasar laut. Tekanan ini bisa berasal dari gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran yang terjadi di laut. Penyebab tsunami ini berupa gempa bumi yang diikuti dengan dislokasi (perpindahan) massa tanah/bebatuan yang sangat besar di bawah air (laut atau danau), tanah longsor di bawah laut, letusan gunung api di bawah laut atau letusan gunung api pulau.

Sebagai contoh, lempeng Indo-Australia yang bergerak dan menunjam ke bawah lempeng Euro-Asia akan menimbulkan gempa bumi tektonik yang besar di dasar laut. Saat lempeng ini bergerak dan menimbulkan gempa bumi maka terjadi sentakan dan celah yang sangat besar, celah ini kemudian terisi dengan air laut dengan isi dan tenaga yang sangat besar pula.

Saat air laut mengisi celah ini, permukaan air laut menurun dengan drastis sehingga pantai yang semula penuh air laut menjadi surut dan kering. Setelah celah penuh terisi, air laut kemudian berbalik arah dan menyebar ke seluruh penjuru berupa semburan dan gelombang pasang laut dengan tenaga yang sangat besar dan kuat. Semburan dan gelombang pasang dari dasar laut ini kemudian naik ke permukaan laut dan menuju pantai dengan kekuatan, volume dan kecepatan yang maha dahsyat. Gelombang pasang inilah yang disebut tsunami. Ketika tiba di pantai tsunami menghancurkan semua yang ada di pantai. Sebaliknya, air laut yang kembali ke pantai akan menyapu bersih semua yang dilaluinya.

Kecepatan tsunami adalah antara 25 - 100 km/jam. Di Indonesia, pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah terjadinya gempa bumi tektonik besar di bawah laut. Ketinggian tsunami yang naik ke daratan di Indonesia yang pernah tercatat adalah 36 meter di atas permukaan laut. Ini terjadi pada saat letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 di Selat Sunda.

Penyebab

Ada beberapa penyebab terjadinya tsunami:

  • Gempa bumi tektonik di dasar laut atau danau yang diikuti dengan pergeseran atau perpindahan masa tanah atau batuan yang sangat besar.
  • Tanah longsor di bawah air laut atau danau.
  • Letusan gunung api di bawah laut dan gunung api pulau.
  • Jatuhnya benda langit seperti : meteor, asteroid dsb, dimana titik jatuhnya berada di laut.

Proses Kejadian

Secara sederhana proses kejadian tsunami dapat digambarkan sebagai berikut:

  • Gempabumi, tanah longsor atau letusan gunung api di bawah air (laut atau danau) membuat dasar air merekah.
  • Air laut mengisi rekahan sehingga air laut di pantai menjadi surut.
  • Rekahan atau lubang di dasar laut yang terisi air laut menyemburkan kelebihan air laut yang mengarah ke segala penjuru termasuk ke arah pantai.
  • Mengingat besarnya rekahan tadi, air laut yang menyembur kembali juga angat besar dan kuat sehingga terjadi gelombang besar dan kuat yang menerpa pantai dan masuk ke daratan sejauh 5 Km. Gelobang besar ini akan menerjang apa saja yang ada di daratan.

Cara Perusakan

Tsunami mempunyai kecepatan bergerak yang berbanding lurus dengan kedalaman laut. Semakin besar kedalaman laut maka kecepatan tsunami semakin besar. Selama penjalaran dari tengah laut (pusat terbentuknya tsunami) menuju pantai, kecepatan semakin berkurang karena gesekan dengan dasar laut yang semakin dangkal. Akibatnya tinggi gelombang di pantai menjadi semakin besar karena adanya penumpukan massa air akibat dari penurunan kecepatan. Ketika mencapai pantai, kecepatan tsunami menjadi sekitar 25 - 100 km/jam.

Gelombang yang berkekuatan besar ini bisa menghancurkan kehidupan dan semua bangunan di daerah pantai dan saat kembalinya air ke laut bisa menyeret semuanya ke laut. Dataran rendahpun dapat menjadi tergenang membentuk laut baru. Tsunami mengakibatkan kerugian berupa korban manusia dan harta benda serta dapat merobohkan bangunan, jembatan, merusak jalan raya, memutuskan jaringan listrik, jaringan telpon dan infrastruktur lainnya. Sarana air bersih, lahan pertanian dan kesuburan tanah pun terganggu karena terkontaminasi air laut.

Kerusakan, Korban dan Kerugian Akibat Bencana

Tsunami mengakibatkan kerugian berupa korban manusia dan harta benda, baik milik perorangan maupun milik umum. Ini dapat mengganggu dan bahkan melumpuhkan kegiatan sosial dan ekonomi penduduk. Manusia akan meninggal, hilang, sakit, luka dan mengungsi. Prasarana umum, sosial dan ekonomi serta transportasi yang rusak, roboh atau hancur, seperti: jalan, jembatan, angkutan umum, sekolah, rumah ibadah, pasar, gedung pertemuan, puskesmas, rumah sakit, fasilitas pemerintahan, industri, jasa, serta prasarana pertanian dan perikanan serta pengairan.

Secara umum tsunami akan merusak dan menghancurkan:

  • Perkampungan padat rumah dengan konstruksi bangunan yang lemah dan padat penghuni yang berada di daerah pantai.
  • Bangunan dengan desain teknis yang buruk, bangunan tembok tanpa perkuatan.
  • Bangunan tua dengan kekuatan dan kualitas yang rendah.
  • Pelabuhan penumpang dan tempat pendaratan ikan.
  • Kapal penumpang dan kapal penangkap ikan.
  • Tambak ikan dan lahan pertanian.

Gejala dan Tanda

Kejadian tsunami dapat diketahui dari gejala dan tanda-tanda berikut : 

  • Terjadi gempa tektonik yang besar di dasar laut.
  • Beberapa saat setelah gempa besar di dasar laut, air laut di pantai tiba-tiba surut dengan cepat dan sangat luas.
  • Dari laut tercium bau garam yang sangat menyengat.
  • Di laut muncul buih-buih dalam jumlah yang banyak.
  • Dari laut terdengar suara gemuruh yang sangat keras.
  • Terlihat gelombang tinggi berwarna hitam tebal di garis cakrawala.
  • Gelombang air laut datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat kuat.
  • Terdapat selang waktu antara terjadinya gempa bumi sebagai sumber tsunami dan waktu tiba tsunami di pantai mengingat kecepatan gelombang gempa jauh lebih besar dibandingkan kecepatan tsunami.
  • Metode untuk pendugaan secara cepat dan akurat memerlukan teknologi tinggi.

Di Indonesia, pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah terjadinya gempa bumi besar di bawah laut.

Tindakan yang Dilakukan Sebelum, Pada Saat dan Sesudah Terjadinya Bencana

Sebelum terjadi bencana

Masyarakat harus secara aktif sendiri-sendiri atau bersama-sama melakukan pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya tsunami. Untuk masyarakat yang tinggal di wilayah rawan tsunami perlu membentuk kelompok pemantau tsunami. Kelompok pemantau angin puting beliung ini harus di bekali dengan pengetahuan dan alat pemantau tsunami. Masyarakat dan kelompok pemantau tsunami harus tahu dan melakukan pelatihan untuk mengetahui gejala-gejala tsunami.

a. Pelajari keadaan sekeliling:

  • Tandai tempat-tempat dan bangunan-bangunan tinggi dan kuat, menara, serta pohon-pohon tinggi dan kokoh sebagai tujuan evakuasi tsunami.
  • Gunakan bangunan tinggi sebagai tujuan evakuasi jika tidak dapat mencapai dataran tinggi dalam 30 menit.
  • Pelajari peta evakuasi, berapakah jarak, ketinggian, posisi rumah dan sekolah dari tepi pantai.
  • Pelajari program penanggulangan bencana tsunami dari pemerintah daerah.

b. Tindakan yang dilakukan saat tsunami:

  • Jangan ke pantai dan berusaha menunggu dan ingin melihat datangnya gelombang tsunami.
  • Segera menjauh dari pantai pada jarak kurang lebih 500 meter dari garis pantai.
  • Berjalan atau lari ke tempat yang lebih tinggi dan aman, misalnya bukit atau yang lainnya.
  • Segera pergi kempat aman yang dapat dicapai dalam waktu kurang lebih 30 menit dengan berjalan kaki.
  • Berlindung dengan naik ke bangunan yang tinggi, kuat dan kokoh.
  • Jika memungkinkan, segera menuju ke tempat evakuasi.
  • Pastikan keadaan telah aman baru kembali ke rumah.

c. Tindakan setelah terjadi tsunami:

Jika anda berada dalam bangunan dan tempat penyelamatan:

  • Jangan keluar rumah atau turun dari tempat penyelamatan bilapermukaan air masih tinggi.
  • Jangan kembali ke rumah bila permukaan air masih tinggi dan belum surut benar.
  • Keluar dari bangunan rumah dan/atau turun dari tempat penyelamatan dengan tertib.
  • Apabila ada korban terluka, segera lakukan P3K.
  • Minta pertolongan apabila anda/orang lain mengalami luka parah.

Setelah tsunami berhenti periksalah kembali lingkungan sekitar:

  • Periksa apakah lingkungan sekitar sudah aman untuk dilalui.
  • Tetap waspada terhadap gempa susulan.
  • Hidupkan radio untuk mengetahui informasi tentang gempa yang terjad dan kemungkinan terjadi tsunami lagi.
  • Hubungi pihak yang terkait untuk melaporkan situasi yang ada, serta meminta bantuan/pertolongan bila diperlukan.
  • Beri pertolongan pada mereka yang terluka.


Pastikan:

  • Tidak akan terjadi gempa susulan yang kuat dan tridak akan terjadin tsunami.
  • Bagi yang tinggal di daerah pesisir pantai lihat keadaan pantai dan dengarkan instruksi petugas BMKG untuk memastikan tidak akan terjadi tsunami lagi.

Tidak ada komentar

Komentar dengan santun, sesuai dengan tema, tidak mengandung unsur SARA dan tidak menyebarkan HOAX

Diberdayakan oleh Blogger.